Artikel

Sabtu, 04 Juni 2011

keluarga sakinah!

Sebuah keluarga pasti memimpikan dan menginginkan apa yang disebut keluarga sakinah. Ada banyak sekali definisi daripada keluarga sakinah ini, dalam perkuliahan Tafsir Ahkam keluarga  bapak ahmad fathoni memaparkan, dan saya ambil kesimpulan, bahwa keluarga sakinah adalah keluarga yang tenang dimana dalam komponen sakinah itu adalah mawaddah dan rohmah. Mawaddah dan Rohmah ini bisa tercapai bila terpenuhi apa yang menjadi kebutuhan pokok maupun tambahan, artinya terpenuhi seluruh kebutuhan baik sandang, pangan, maupun papan.

Namun sebenarnya ada hal lain yang juga perlu diperhatikan agar mampu mencapai keluarga sakinah yang didalamnya terdapat mawaddah dan rohmah ini. Hal yang perlu diperhatikan itu ,selain terpenuhinya kebutuhan primer dan sekunder tadi, adalah akhlaq yang baik dari pada pasangan suami istri itu sendiri, baik itu kepada pasangannya maupun orang tua dan mertuanya.

Mengapa akhlaq ini dikatakan penting??, dalam sebuah keluarga bisa saja seluruh kebutuhan sandang pangan maupun papannya terpenuhi, namun bila panagan suami istri tidak memiliki akhlaq yang baik maka keluarga sakinah, mawaddah dan rohmah ini akan sulit tercapai.

Bagi calon pasangan suami istri, disini khususnya calon suami, hal yang perlu dimiliki sebelum membina sebuah keluarga adalah:
  1. Harta. Karena dengan harta segala kebutuhan hidup akan bisa terpenuhi, bila semua kebutuhan bisa terpenuhi maka ketenangan, baik dalam ibadah kepada ALLAH maupun bermu'amalah, akan lebih mudah dicapai. Selain itu, hal yang paling rentan menjadi pemicu ketidak harmonisan hubungan dalam keluarga adalah hal ini.
  2. Akhlaq mulia. Poin kedua ini lebih penting dari yang pertama. Dikatakan demikian karena dengan akhlaq mulia seseorang akan mampu untuk mengelola segala sesuatu, yang sifatnya materi maupun non materi, dengan tanpa merusak hal-hal yang berkaitan dengan segala sesuatu itu. Sebagai contoh seorang suami ketika sudah menikah dan ia berkecukupan, bila ia berakhlaq mulia maka ia tidak akan pernah merasa sombong apalagi memandang rendah kepada keluarganya maupun orang lain yang mungkin kurang mampu, dan ia juga akan tetap hormat kepada siapa saja sehingga akan timbul pula rasa hormat dari orang lain sebagai timbal baliknya, hal ini nantinya akan mendukung terbentuknya keluarga sakinah mawaddah dan rohmah itu tadi. Dengan kata lain seorang, suami, dengan harta yang berkecukupan atau berlimpah dengan akhlaq mulia akan banyak disenangi, dikasihi dan dihormati oleh banyak orang baik dari intern keluarga maupun ekstren keluarga. Sebaliknya, bila ia berkecukupan tapi ia tidak memiliki akhlaq mulia, maka akan timbul rasa tidak respek dari lingkungan sekitar baik dari keluarga, khususnya mertua, maupun orang luar keluarga. WALLAHUA'LAM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar